Minggu, 01 Agustus 2010

Oleh: Ir.I KETUT BAGIASA (Head Of QC Electric AWS/WM) MERUBAH KEBIASAAN BURUK Pendahuluan Hakekat kegiatan hidup beragama adalah membangkitkan api spritual untuk meningkatkan kwalitas moral,memperkuat daya tahan mental menghadapi berbagai dinamika persoalan hidup dan untuk memelihara semangat hidup guna mewujudkan cita-cita. Maka agar supaya hal tersebut dapat dicapai diperlukan sikap dan norma hidup dalam kehidupan beragama yang benar dan tepat. Apapun kegiatan ber-agama kita harus mampu mengembangkan diri kita lebih jauh baik sebagai manusia individu maupun sebagai makhluk sosial. Pertama yang harus kita lakukan adalah berusaha melihat diri sendiri secara jujur dan obyektif.Dalam hal ini kita akan melihat segala kelebihan dan kekurangan kita,dilihat dari suluh ajaran agama kita. Jika ada kita memiliki sifat yang tidak baik,tumbuhkanlah tekad dalam diri untuk berusaha merubah bibit sifat tidak baik tersebut agar tidak menjadikan kebiasaan buruk. Untuk merubah kebiasaan buruk itu tidak semudah hanya mendengarkan ceramah agama,dan membaca buku atau sembahyang yang hanya enam bulan sekali saat pujawali di pura desa / kahyangan. Merubah kebiasaan Merubah kebiasaan buruk itu ibarat menghadapi orang sakit. Orang yang sedang menderita sakit itu tidak akan sembuh kalau ia hanya diceritain tetntang kemanjuran obat,khasiat dan mutu obat. Betapapun pintarnya kita bercerita,tidak akan pernah merobah si sakit menjadi sembuh.Yang benar adalah menukarkan resep obat dari dokter untuk mendapatkan obat yang sesungguhnya. Obat itu terus di minum sesuai dengan petunjuk dokter,diikuti dengan disiplin tata cara pemakaian obatnya. Dengan demikian niscaya akan cepat sembuh. Demikian juga halnya dengan kehidupan beragama ,tidak cukup hanya dengan mendengar dharma wacana /ceramah,membaca buku agama., dan yang lain.Dalam hal demikian kita harus bisa melatih diri,mempraktekkan norma kebaikan .Dalam membiasakan sesuatu yang baik memang pada mulanya menjadi beban dalam hidup.Namun kalau kita dapat melewati proses yang berat itu,lama kelamaan n akan menjadi kebutuhan dalam hidup kita ini. Seperti halnya bersembahyang ,kadang kita ingat kadang lupa.Kita harus tahan dalam keadaan seperti ini untuk beberapa lama.Biarkan kita lupa,ingat lagi,lagi lupa dan seterusnya.Janganlah mundur sebab hal ini akan membuat diri kita mundur dan usaha kita menjadi nol kembali. Toh akhirnya lama kelamaan walhasil lebih banyak ingatnya dari pada lupanya.Akhirnya akan menjadi kebiasaan yang baik,dan menjadi kebutuhan sehari-hari layaknya kebiasaan minum kopi pagi. Melatih indria pada kebiasaan baik. Melatih diri untuk membiasakan mengurangi berbagai kebiasaan buruk memang memerlukan kesabaran , ketekunan , dan tekad yang kuat bahwa segala sesuatunya membutuhkan pengorbanan Namun apabila suatu tujuan mulia dapat diwujudkan dengan baik maka kebahagiaanpun akan dirasakan dalam hidup ini. Percayalah bahwa dengan terbiasa menjalani kehidupan dengan kebiasaan baik,sesuai norma yang santun dan disiplin tentu akan tenang hidup ini. Untuk membiasakan diri pada kebiasan baik maka kita harus mengenal dahulu tahap dan langkah dalam menggerakkan indria / alat tubuh kita.Salah satu dari indriya kita adalah lidah yang paling sukar untuk mengendalikannya. Lidah mempunyai dua fungsi yakni merasakan makan/minum dan untuk mengeluarkan kata-kata. Sebagai kontrol berkata-kata lidahlah yang paling berperan aktif. Artinya hal yang harus dikendalikan adalah jangan mengeluarkan kata kejahatan ., tidak berkata kasar seperti menghardik ,tidak memfitnah dan tidak berkata bohong. Kalau hal tersulit sudah dapat kita atasi,baru dilanjutkan dengan tahap berikutnya seperti mata.Janganlah dengan mudah tergoda,kendalikan diri untuk memfungsikan mata pada sesuatu yang baik untuk melihat dan membaca.Begitulah seterusnya fungsi-fungsi indriya kita dapat dilatih dengan membiasakan kebiasaan baik sesuai norma-norma hidup dan petunjuk agama masing-masing.Begitupun dengan alat indria yang lain hidung dan telinga digunakan sesuai fungsinya. Demikian sekelumit gambaran /paparan yang barangkali dapat diambil hikmahnya,demi tercapainya tujuan hidup guna mencapai kebahagiaan lahir dan bathin. Semoga damai…..Santhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar